8 April 2015

Jangan Pernah Bosan Membaca Al-Qur’an

Seorang muslim tua, Amerika bertahan hidup di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yang masih muda. Setiap pagi kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.
Suatu hari sang cucu bertanya, “Kakek. Aku mencoba untuk membaca Qur’an seperti yang kakek lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Quran?” Dengan tenang sang kakek meletakkan batu bara didasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjangnya ia menjawab, “bawa keranjang batu bara ini ke sungai dan bawa kemari lagi, penuhi dengan air.” Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba didepan rumahnya. Ia mencoba melakukannya lagi, tetapi tetap, lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum ia tiba didepan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakeknya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai penggantinya.
Sang kakek berkata, “aku tidak mau ember itu, aku hanya mau keranjang batu bara itu.. Ayooolaah,, usaha kamu belum cukup.” Maka sang kakek pergi kedepan pintu mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucunya yakin sekali bahwa usahanya itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakeknya. Biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air itu tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.
Sekali lagi sang cucu mengambil air kedalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata ,”Lihat Kek, percuma!” “Jadi kamu piker percuma?”, Jawab kakek.
Kakek berkata, “Lihatlah keranjangnya” Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya ia menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua, kotor dan kini bersih, luar dalam. “Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an. Kamu tidak bias memahami atau mengingat segalanya, tetapi kamu membacanya lagi, kamu akan berubah luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita.”, Nasehat sang kakek.
Sahabat,
Membaca Al-Quran memang sebaikya dengan disertai pengetahuan akan arti dan maknanya serta melaksanakan isi kandungannya. Namun, bagi yang belum bisa mengartikan ayat-ayat Al-Quran bukan berarti bacaan kita sia-sia atau percuma. Logika selalu linear, namun dalam Islam pahala tidak linear. Setiap huruf dari ayat-ayat yang kita baca adalah pahala. Membaca Al-Quran adalah sarana untuk membersihkan jiwa. Jiwa yang bersih akan menggerakkan perilaku yang bersih. Al-Quran adalah wahyu Allah SWT, bukan kitab buatan manusia. Membacanya akan mengingatkan dan medekatkan kita kepada Sang Khalik.
“Allah memiliki keluarga dari manusia, “sahabat bertanya,”Wahai Rasulullah, siapakah mereka?” Rasulullah menjawab, “Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Catetan terbaru

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Al-Qur'an

Media bacaan FMI Fakultas Teknologi Pangan Dan Agroindustri

Social Icons

Followers

Featured Posts